Kita sudah mengenal sepeda gunung bahkan sekarang sepeda yang kita pergunakan sehar-hari2 adalah dari jenis sepeda gunung bukan lagi sepeda balap atau sepeda onta seperti dulu. Mungkin dikarenakan kebiasaan bersepeda pada saat yang lampau dan hanya di kendarai di jalan raya, maka setelah kita memang benar-benar ingin serius berolah raga sepeda gunung di alam bebas (bukan jalan beraspal) kita masih dapati banyak pemula yang melakukan kesalahan-kesalahan (dikarenakan mereka belum mengetahui teknik2 bersepeda gunung yang sebenarnya). Mengendarai sepeda gunung pada jalur / medan yang berbeda (tanah kering, berbatu-batu, becek, dll) kita tidak akan mungkin bisa benar-benar ahli, walaupan kita sudah sangat terbiasa atau terlatih pun. Untungnya, para pencinta sepeda gunung kebanyakan juga pencinta alam yang lebih senang bersepeda didaerah alam bebas (pedesaan, pegunungan, dll), dan walaupun harus melalui jalur yang sulit dan menantang semua itu akan dilaluinya dengan semangat (bias menjadi rekreasi). Dalam artikel ini penulis hanya ingin mengulas hal-hal / kesalahan yang sangat mendasar untuk bersepeda gunung dialam terbuka. Selanjutnya apa bila anda dapat secepatnya menyadari / menemukan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat, maka akan lebih cepat pula anda mahir bersepeda gunung dimedan sesulit apapun. Keajaiban # 1: Sadel atau seatpost kependekan pasti anda sering menjumpai pemula mengendarai sepedanya dengan posisi sadel yang sangat rendah, keliatanya seperti kurang luwes, dan MTB kan bukan BMX. Para pengendara sepeda MTB dapat dikatakan bahwa mereka itu sebetulnya dapat dikatakan pengendara juga, dan mesin juga (separo-separo). Bersepeda dengan sadel rendah akan mengurangi sebagian tenaga mesin kita (otot kaki) ! Kita akan sulit untuk mengendalikan sepeda dengan luwes, dan makin kita menggunakan tenaga dengan kuat lutut kitapun semakin menderita. Aturlah tinggi sadel dengan ketinggian yang cukup ( bisamenjadi patokan ialah antara jarak telapak kaki bersepatu dengan selangkangan anda pada posisi berdiri lalu dikalikan 0,883 = jarak as batang pedal / crank ke sisi atas sadel ), sehingga pada saat kita mengayuh pedal posisi lutut akan tertekuk sedikit pada saat telapak kaki kita berada pada posisi pedal terendah, kita boleh merendahkan sadel tidak lebih dari 1,5 cm dari patokan tersebut diatas. Perlu diingat untuk berjalan kaki kedua telapak kaki kita memang harus berada di jalan, tetapi itu tidak berlaku bagi pengendara sepeda gunung Keajaiban # 2: Mesralah dengan kedua tuas rem (brake levers) Tempatkan hanya kedua jari kita pada tuas rem, jangan keseluruhannya. Pemula biasanya akan panik atau gugup pada saat pertama kali menjumpai lintasan yang sulit, mereka langsung mencengkram tuas rem dengan seluruh jarinya. Disamping letak tuas rem berada pada stang sepeda (handlebars) dan harus dilakukan bergantian (simultan) untuk melakukan pengereman dan pengendalian sepeda, dan sekali saja seluruh jari anda terlanjur mencengkram tuas rem, anda akan sulit untuk mengedalikan setang sepeda pada saat anda harus memilih mengendalikan tekanan pada rem dan juga harus melakukan manufer2 dilintasan. Gunakan jari kelingking dan jarimanis kita untuk memegang stang speda, dan kendalikan tuas remnya dengan sisa jari anda yang terbebas (jari telunjuk dan jari tengah) Keajaiban # 3 Main prosotan Jangan percaya bila ada yang mengatakan bahwa menggunakan rem depan itu berbahaya. Jangan bergantung hanya pada rem belakang untuk memperlambat dan menghindari nyerosot atau mengimbangi pengendalian sepeda anda. Rem depan memegang peranan utama dalam lintasan tak beraspal. Pada saat pengereman dan menuruni bukit semua beban pada sepeda akan diteruskan ke roda depan. Mulai berlatihlah menggunakan kedua rem depan dan belakang bersamaan. Anda dapat menghindari dari kepanikan pengereman dalam situasi bahaya dengan cara meletakan satu jari pada tuas rem depan dan dua jari pada tuas rem belakang. Perhatikan suara gesekan roda, pada saat roda mulai agak merosot / terkunci kendorkan sedikit supaya roda dapat berputar. Tak apa-apa menjadi lambat sedikit, selama roda sepeda anda tetap berputar anda akan lebih mudah mengendalikan sepeda anda. Roda yang terkunci dan merosot akan selalu meluncur lurus kedepan dan tidak dapat dibelokan arahnya. Keajaiban # 4 TTB (tuntun bike) juga tidak dimarahin Anda pasti akan menjumpai lintasan-lintasan yang sulit dilakukan mengingat kemampuan teknik anada yang terbatas pada saat sekarang. Jangan malu-malu untuk turun dari sepeda dan menuntunnya bahkan memanggulnya bila perlu. Pada kenyataannya semua pengendara sepeda gunung banyak melakukan hal ini, dan bahkan ada yang memasang busa pada bagian top tubenya (palang paling atas pada rangka sepeda) agar nyaman memanggul sepedanya. Tidak apa-apa untuk menuntun sepeda pada lintasan-lintasan sulit selama kemampuan teknik anda masih terbatas . Apabila kemampuan teknik sudah lebih baik cobalah lintasan-lintasan sulit tersebut satu-persatu sampai anda benar-benar dapat menguasainya. Orang yang sudah terlanjur trauma karena pernah terjadi kecelakaan pada suatu lintasan akan selalu takut dan enggan untuk mencobanya lagi. Keajaiban # 5 Munduran sedikit pak ! Kebanyakan penyebab kecelakaan yang dialami oleh para pengendara di lintasan turunan yang tinggi dan curam adalah tiba2 ditengah lintasan mereka menyadari bahaw lintasan yang sedang dilaluinya sangat menyeramkan, (menjadi ragu-ragu) dan mereka memutuskan untuk merubah posisi duduknya kedepan sadel bergantung pada top tube (palang atas sepeda). Sipengendara akan segera mencengkram kedua tuas rem kuat-kuat, kakinya menimpa handlebar, roda depan yang terkunci dan nancep ditanah menyebabkan sepeda terpelanting dan pengendara terjun bebas. Pada saat kita mulai sadar akan bahaya (ngeri) mengehadapi turunan yang curam dan apa bila mau mencoba juga, maka segera lepaskan sebelah kaki dari pedal (untuk berjaga2), dan mundurkan posisi kita kebelakang sadel (memindahkan berat badan kebelakang) agar bila roda depan terkena hambatan pengaruhnya akan berkurang, kita dapat menggunakan sadel sebagai penyangga tubuh dengan meletakkan perut pada sadel, dan kaki sebelahnya lagi tetap pada pedal, kedua tangan tetap siap pada stang untuk pengendalian, wuuihh !! ampir aja. Untuk sementara anda dapat mengulangi hal tersebut daiatas dan meluncur dengan tenang. Keajaiban # 6 Manusia bukan onta. Atlit terlatih yang masih segar sanggup berpacu selama 2 jam tanpa air, dan akirnya akan menderita dan mengendur pada tahap pertama dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Pemula biasanya jarang / malas minum, walaupun sebetulnya mereka bisa membawa minuman cadangan disepedanya, kita bisa mengatur alarm jam untuk interfal 15 menit, minum segera paling tidak setiap interfal tsb diatas, walaupun cuaca sedang sejuk. Makanlah makanan ringan ber energi (coklat, energy bar, atau sejenis) setiap 30 atau 45 menit pada setiap turing (perjalanan panjang) yang dilakukan lebih dari satu jam. Memang makanan ringan seperti tersebut diatas tidak membuat kita kenyang dan seakan2 kita tidak yakin dengan manfaatnya, tetapi hal ini dapat membuat tubuh kita mendapat suplai yang dibutuhkan, ini dapat menolong menghindari kita dari kejang otot, dan perasaan letih pada saat habis melakukan touring yang melelahkan. Keajaiban # 7 Berpakaian berlebihan. Untuk hal2 tertentu banyak orang senang mengenakan celana training dan sweter tangan panjang untuk ber olah raga, bahkan kadang2 menggunakan kaos dalam dengan alasan untuk menyerap keringat lebih banyak, hal ini sering dilakukan pula oleh para pemula MTB’ers. Keringat yang menumpuk pada kaos akan menghambat penguapan keringat pada tubuh, keringat yang terperangkap akan menyebabkan panas tubuh cepat naik pada titik didih setelah sepuluh menit. Gunakan bahan yang halus dingin agar keringat dapat mudah menguap dari tubuh kita, dan gunakan bahan nylon atau bahan sejenis dengan rajutan sedikit renggang sehingga keringat dapat mudah menguap melaluinya, akan lebih bagus apabila kita menggunakan pakaian dengan bahan kusus dibuat untuk olahraga bersepeda, bahan tersebut dapat dengan mudah menguapkan keringat kita dari badan sehingga badan kita akan terasa selalu kering, dan bahan tersebut dapat menahan angin atau udara dingin dari luar, berpakaian seringkas mungkin akan lebih baik. Keajaiban # 8 Pendekar bungkuk Kebanyakan pemula lebih suka bersepeda dengan posisi tegak di jalan datar dan akan mendorong kan badannya kedepan pada saat tanjakan yang curam. Untuk menjaga roda belakang tetap menggigit ditanah, kita harus memberi beban pada roda belakang. Sedang alasannya mengapa kita agak condong kedepan karena kita perlu memperhatikan jalur lurus didepankita mulai dari ujung roda depan sepeda yang kita kendarai. Duduklah mengarah depan pada sadel, dan konsentrasikan pandangan kita kedepan kira2 3 ~ 4,5 m dari sepeda kita. Agak mundur sedikit sehingga roda belakang mendapat cukup tekanan dan roda depan terasa agak ringan. Jangan buru2 terlalu maju kedepan sebelum anda benar2 sudah melewati batas puncak tanjakan, karena kita akan kehilangan traksi dan kandas sebelum mencapai puncak Keajaiban # 9 Mr Loyo Para MTB’ers amatiran bisanya genjot sangat cepat / kuat walaupun perjalanan baru mulai atau belum setengah perjalanan bahkan dalam kondisi fisik yang buruk (abis begadang, macul, dll). Tapi jangan harap dapat medali emas dalam olimpiade bila belum apa2 udah dikebut abis. Bersepeda gunung adalah olah raga yang sangatlah menyenangkan apabila anda dapat mengatur / mengetahui saat2 yang tepat kapan kita harus mempercepat atau memperlambat genjotan. Awas cadangan oxygen ditubuh anda hanya bertahan selama 10 menit, dan 45 menit untuk mengolah cadangan carbohidrat dalam darah atau dalam organ fital anda, setelah itu tubuh anda akan berkerja keras untuk membentuk / mensuplai energi untuk keperluan tubuh anda. Jadi memboros-boroskan tenaga pada awal2 akan menjadikan anda Mr Loyo pada sisa waktu anda. Genjotlah sepeda anda dengan tempo konstan (stara dengan ritme bila anda sedang joging) sampai kira2 setengah dari seluruh perjalanan anda. Keajaiban # 10 Awas saya mau nyungsep mata anda adalah kepanjangan dari sistem otak anda. Pada kenyataannya mereka berkerja Mata adalah kepanjangan dari sistem otak kita.. Kadang kadang kita menjumpai halangan didepan kita berupa jalur yang berbukit terjal, akar pohon, celah dan lain2, dan otak kita langsung memberi isyarat untuk terus melibasnya pas ditengah2 jalur tsb (kita tidak melihat kesulitan lain dibelakangnya), ini terjadi karena mata kita sudah terpaku pada satu obyek dan otak mengrendalikan tubuh kita secara tidak sadar (reflek). Usahakan kita untuk melihar sisi lain dari jalur / rintangan yang berdad di depan kita jangan terpaku oleh satu obyek saja, coba cari daerah aman lain disekitarnya anlisa dulu keadaanya lalu ambil keputusan untuk melakukan tindakan. Jika memang anda akan ambil jalur itu juga tetaplah berjaga-jaga agar apa yang anda harapkan akan terwujut.

0 Comments:

Post a Comment



 
by: Gowess | Blog apeep