Info Merakit Sepeda

Sebelum mengenal frame sepeda, ada baiknya kusajikan terlebih dahulu anatomi sepeda mtb, atau yang dikenal dengan bike anatomy. gambar di bawah ini diambil dari trek. 1. top tube, 2. sadle, 3. seatpost, 4. seatstay, 5. seatclam, 6. seattube, 7. cassete, 8. rear derailleur (rd), 9. chainstay, 10. chainring/crankset, 11. pedals, 12. downtube, 13. spoke, 14. rim, 15. hub, 16. front diskbrake, 17. tire, 18. fork, 19. headtube, 20. brake lever, 21. shifter, 22. handlebars & stem sepeda mtb digolongkan menjadi 2 type, yakni hard tail (ht) dan full suspension (fs). disebut hard tail karena memang “ekornya” keras tanpa adanya shock. beda dengan sepeda full suspension yang memiliki rear shock sehingga bisa terasa lembut. pada umumnya hard tail dipergunakan untuk trek xc, dirtjump, dan free ride. sedangkan fulsus dipergunakan di trek all mountain dan downhill. meskipun demikian, penggunaan hard tail untuk trek downhill meski tidak lazim kerap dijumpai pada beberapa kejuaraan mtb. bisa jadi ini dimaksudkan untuk menaikan tingkat kesulitan karena penggunaan hard tail pada trek downhill sangat membutuhkan skill tinggi dari ridernya. menggunakan sepeda fulsus untuk melibas trek light xc akan terasa lebih berat dan melelahkan. pengecualian pada beberapa produsen sepeda fulsus yang telah berhasil menciptakan sepeda fulsus seringan dan senyaman hardtail, sehingga efek bobbing yang biasa dijumpai pada sepeda fulsus dapat diminimalisir. sebut saja satu giant anthem, my another dream bike setiap frame baik ht maupun fs memiliki ukuran tertentu dengan satuan inchi. biasanya yang menjadi patokan ukuran adalah panjang seattube dan/atau toptube. namun ada pula produsen sepeda yang telah menggolongkan frame mereka ke ukuran s, m, dan l. masing - masing ukuran tersebut memiliki tabel geometri tertentu dan biasanya bisa dilihat pada website mereka. panduan memilih ukuran frame secara gampang adalah orang dengan tinggi maks 165cm wajib menggunakan frame s, 165 - 175cm frame m, dan >175cm frame l. meskipun demikian ada beberapa pengecualian karena setiap orang memiliki panjang tangan, panjang kaki, dan panjang tubuh yang berbeda meskipun total tinggi sama. dengan demikian meskipun telah memilih frame dengan patokan seperti di atas, biasanya kita harus tetap melakukan koreksi dengan memilih ukuran komponen lain, misalnya handlebars, seatpost, stem, dan crank. untuk mengetahui apakah mtb anda sudah tepat ukuran, cobalah berdiri mengangkangi frame yang telah dalam kondisi dirakit, tangan memegang handlebars. apabila anda dapat berdiri leluasa dengan masih menyisakan jarak setidaknya 5cm antara tob tube dengan daerah alat vital anda, itu pertanda bagus. namun kalau mentok atau bahkan jarak terlalu lebar, itu artinya ukuran sepeda anda tidak tepat. bagi pengguna fork dengan travel adjustment, kekurangan atau kelebihan jarak ini masih mungkin untuk dikoreksi dengan menambah atau mengurangi panjang travel. bagi peminat frame fs, selain ukuran frame, masih terdapat variabel lain yaitu jenis rear shock, panjang travel, dan teknologi link. ketiga variabel ini patut dipertimbangkan khususnya bagi yang telah bisa merasakan enaknya menunggang sepeda fulsus. tapi bagi pemula, rasanya tidak bakalan bisa membedakan ketiga faktor tersebut. (dari blog tetangga).

pilih rakit sepeda atau beli jadi? ini adalah pertanyaan yang sering diajukan oleh para pemula, seperti saya dulu, kepada senior per-mtb-an. dan untuk menjawabnya memang tidak semudah dan sesingkat pertanyaannya. tulisan ini semoga dapat memberikan secuil informasi tambahan kepada para penikmat baru sepeda mtb. yang pertama, tanyakan pada diri anda sendiri, sungguhkan anda ingin memiliki sepeda mtb? seberapa tinggi kadar “keracunan” mtb di dalam diri anda? apakah anda hanya ingin mengikuti life style saat ini? ataukah anda secara sadar ingin bersepeda? pengenalan motivasi seperti terwujud di dalam pertanyaan - pertanyaan di atas layak ditanyakan agar anda siap secara mental dan spiritual, sadar bahwa memulai hobi bersepeda itu bisa menewaskan kantong anda. dan tahu bagaimana cara mengatasi kecanduan akan mainan baru ini. terlihat bahwa ini mengada - ada. namun aku rasa hampir semua penggila sepeda, bagi yang telah menikah, akan mengalami gesekan dengan menteri keuangan keluarga. percayalah! bagi yang ingin bersepeda untuk sekedar mengikuti trend, tidak mau ribet berurusan dengan segala hal yang berkaitan dengan parts sepeda, segeralah meluncur toko sepeda, dan belilah satu sepeda yang cocok dengan selera serta kantong anda. segera setelah itu cobalah untuk genjot aka goes keliling komplek perumahan anda setiap ada kesempatan. rasakan setiap kayuhan anda. seminggu dua minggu, sebulan dua bulan. kalau terasa semakin nikmat, bersiaplah merogoh kantong untuk melakukan upgrade sepeda! dijamin. sebelum memutuskan merakit sepeda, siapapun dan apapun latar belakang pendidikan serta pekerjaan anda, sangat aku rekomendasikan untuk berburu informasi terlebih dahulu tentang sepeda mtb. banyak situs web dalam dan luar negeri yang menyediakan informasi mtb secara gratis. gunakan search engine favorit anda. semakin banyak informasi yang bisa anda dapatkan semakin baik. namun jangan sungkan pula untuk melakukan cross check dengan komunitas mtb yang anda kenal. kombinasikan informasi yang telah anda kantongi dengan praktik di lapangan. banyak para senior mtb yang dengan senang hati akan meracuni menularkan informasi serta pengalaman mereka dengan memberikan bimbingan langsung di lapangan. banyak di antara mereka bersedia meminjamkan sepeda milik sendiri untuk sekedar melakukan test drive. ini penting agar anda dapat merasakan bagaimana bedanya sepeda dengan komponen high-medium-low budget. para punggawa mtb ini bisa anda jumpai di trek-trek legendaris di kota anda. ambil contoh di seputar jakarta ini : jalur pipa gas, cihuni, jatiasih, hutan ui, dan puncak. dengan bekal informasi serta praktik anda akan dapat menjawab pertanyaan selanjutnya. style apa yang anda minati? freestyle, cross country, down hill, atau dirtjump? setiap style diwakili oleh geometri (bentuk) sepeda yang berbeda. pemakaian komponen yang terpasang di tiap jenis sepeda juga tidak boleh sembarangan. ambil contoh, sepeda cross country (xc) memiliki bentuk frame yang sangat berbeda dengan down hill (dh). pada umumnya sepeda dh memiliki suspensi belakang. bobot frame dh lebih berat dibanding xc. fork sepeda dh rata - rata memiliki travel di atas 160mm dan berjenis double crown. sedangkan sepeda xc umumnya menggunakan fork bertravel 80 - 130 mm single crown. sepeda xc sangat mementingkan total berat yang lebih ringan dibanding dh. begitu pula dengan komponen lain seperti crankset. sepeda dh menggunakan single gear atau paling banyak double gear, sedangkan sepeda xc umumnya triple gear. namun tidak menutup kemungkinan adanya kombinasi frame serta komponen yang terpasang. sebagai contoh sepeda mtb type all mountain (am). sepeda am memiliki karakteristik gabungan antara xc dan dh. kehadiran komponen dh diwakili oleh adanya rear shock dan fork bertravel 110 - 160mm. syarat sepeda xc yang ringan rata - rata diakomodir oleh sepeda am. pertanyaan selanjutnya adalah seberapa dalam anda akan merogoh kantong anda? ingatlah bahwa semakin mahal komponen berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan. harga komponen mahal karena produsen mengeluarkan ongkos tidak sedikit untuk mendanai riset. penggunaan material yang kuat namun ringan menjadi alasan lain mengapa sebuah komponen sepeda mtb bisa mencapai harga jutaan rupiah. namun demikian, untuk pemula bisa memulai dengan menggunakan komponen middle atau bahkan low-budget terlebih dahulu. untuk masalah dana, sekali lagi, mulailah dengan apa yang anda punya. apabila kemudian hari anda sudah bisa menikmati apa yang anda lakukan, silakan upgrade ke spesifikasi yang lebih tinggi. atau apabila spek sepeda telah di tangan, belanja komponen dengan cara menyicil per komponen juga merupakan alternatif lain. (dari blog tetangga)

;;
 
by: Gowess | Blog apeep